Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengumumkan posisi
terakhir pesawat MH370 telah ditemukan. Melalui akun Twitternya @NajibRazak,
ia mengaku telah mendapat informasi dari Bidang Investigasi Kecelakaan Udara
Inggris (AAIB) dan Organisasi Satelit Maritim Internasional (Inmarsat)
menyimpulakn posisi terakhir pesawat MH370 berada di selatan Samudera India.
Mereka menggunakan tipe analisis yang belum digunakan sebelumnya, Inmarsat
menemukan jejak akhir MH370. Inmarsat dan AAIB lah yang selama ini
menyuplai data dari koridor utara dan selatan telah mendapat temuan terbaru.
‘’Dengan duka mendalam, saya sampaikan informasi ini. Esok akan saya sampaikan
informasi detilnya,’’ tulis Najib, Senin (24/3). Ia membuka informasi ini
sebagai wujud komitemen keterbukaan dan rasa hormat Pemerintah Malaysia kepada
keluarga korban serta dua pimpinan tim yang melakukan investigasi ini. Maskapai
Malaysia Airlines juga menyampaikan informasi ini kepada keluaga korban dan
kru. Ia meminta semua untuk memberi ruang bagi mereka di saat sulit seperti
ini.
Opini
:
"Saya
menduga pesawat itu meledak di udara karena beberapa indikasi, seperti telah
ditemukannya beberapa serpihan pesawat di laut Vietnam setelah kehilangan kontak selama satu
jam,” ujarnya di sela-sela peluncuran bukunya, Kamis kemarin (13/03). Mantan
pilot pesawat tempur Lockheed
F-16 pertama di jajaran penerbang TNI AU yang juga anggota DPR RI Komisi I ini
juga menduga telah terjadi masalah pada sistem kelistrikan sehingga perangkat
komunikasi tidak berfungsi. “Pertama bisa saja dugaannya meledak di udara
dengan tingkat ketinggian pesawat diatas rata-rata, atau kedua terjadi
korsleting sehingga pesawat kehilangan kontak dengan pihak bandara kuala lumpur sehingga
pesawat mengalami ganguan teknis,” tukasnya. Dirinya juga tidak menepis
kemungkinan-kemungkinan lainnya. Marsdya TNI Purnawirawan M Basri Sidehabi
luncurkan dua buku yang bersumber dari pengalaman dan perjalanan hidupnya.
Salah satu dari kedua buku tersebut berkaitan erat dengan pengalamannya
menerbangkan F-16, atau dikenal dengan sebutan Fighting Falcon atau Viper. Buku tersebut berjudul
”Dari Kursi Pesawat Tempur ke Kursi Senayan”. Beberapa hari sebelumnya
mantan Kepala Staf TNI AU, Chappy Hakim, mantan seorang pilot kawakan yang
pernah menerbangkan C-130 Hercules, L-29 Dolphine dan Vickers Viscount VC-8 juga menulis opininya
terkait dengan misteri hilangnya MH370. Artikel berjudul “Automation vs Pilot
Flying Skill” yang ditulis di dalam situsnya membahas mengenai resiko
ketergantungan terhadap teknologi dalam dunia aviasi. Menurutnya,
ketergantungan yang tidak diimbangi airmanship disinyalir menjadi salah satu penyebab
hilangnya MH370. Chappy Hakim juga dianugerahkan oleh MURI karena telah merilis
100 buah buku dalam waktu kurang dari satu tahun.
Sumbernya: